Peneliti : Pencabutan Subsidi BBM Demi Penghematan itu Bohong
Peneliti ekonomi politik Indonesia for Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng menilai, perilaku Rezim SBY dan DPR yang menambah utang negara demi meningkatkan belanja pemerintah, sementara mengurangi subsidi BBM untuk rakyat, sudah keterlaluan.
"Dalam APBN-P 2013 pemerintah dan DPR sepakat menambah utang neto tahun ini sebesar Rp 231,8 triliun, meningkat Rp 50,5 triliun dari target APBN 2013. Adanya tambahan utang maka anggaran belanja pemerintaah dan DPR bertambah. Namun ironisnya subsidi BBM malah dicabut, ini kan terlalu," kata Salamuddin, Minggu (23/6)).
Menurut dia, anggaran Kementerian dan lembaga yang di dalamnya ada jatah partai koalisi mengalami peningkatan cukup besar.
Sebagai contoh Kementerian Perhubungan mendapat jatah anggaran Rp 34,07 triliun pada tahun ini, naik dari tahun lalu yang realisasinya hanya Rp 29,6 triliun.
Kementerian Agama, dapat jatah anggaran Rp 45,4 triliun pada tahun ini. Jumlah anggaran tersebut naik dari tahun lalu yang realisasinya hanya Rp 36,8 triliun.
"Juga kementerian lain yang menterinya bukan dari parpol terjadi peningkatan. Kementerian Pekerjaan Umum mendapatkan jatah anggaran Rp 77,8 triliun pada tahun ini naik dari realisasi tahun lalu hanya Rp 67,4 triliun. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mendapat anggaran Rp 79,1 triliun di tahun ini naik dari realisasi tahun lalu hanya Rp 67,5 triliun. Juga kementrian lain semua naik," papar dia.
Atas kenyataan ini, Daeng menilai bahwa kebijakan SBY-DPR mengurangi subsidi dengan alasan penghematan adalah kebohongan besar bagi rakyat.
Sumber : suaramerdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar